Mencari Apa Ke Sekolah?

Pertanyaan model begini kayaknya perlu juga dilontarkan. Baik kepada diri kita sendiri juga kepada teman-teman yang lain. Bukan apa-apa, kita nggak habis pikir dengan berbagai kejadian yang melibatkan anak sekolah. Mulai perkara tawuran, narkoba, seks bebas, sampai tindakan kriminal yang nggak layak dilakukan seorang pelajar; menodong, merampok, dan bahkan membajak bus kota. Wah, ngeri sekaligus prihatin. Jadi buat apa balajar kalo hasilnya nol besar? Nah, wajar kan kalo kita bertanya begitu? Soalnya, sekolah udah nggak bisa menciptakan murid berprestasi dan bereputasi baik. Kusut banget kan dunia pendidikan kita?

Kalo kita mau jujur emang fakta ini sangat menyedihkan. Kita jadi bingung sendiri kenapa dunia pendidikan seperti kehilangan semangat untuk mewujudkan pencerahan berpikir. Suer, kita juga kecewa kok. Mulanya kita sangat berharap dunia pendidikan mampu mencetak kader-kader berkualitas untuk memajukan bangsa dan negeri ini. Namun apa daya, kenyataan jauh banget dari harapan. Malah program belajar 9 tahun dengan proyek beasiswanya yang dulu begitu menggema gaungnya, kini nyaris tak terdengar. Dan, ssstt.. Si Doel aja sekarang malah jadi anak bimbingan belajar. Eh, ini bukan judul sinetron sekuelnya Si Doel, lho. Ini sekadar plesetan aja untuk ngebahas dunia pendidikan saat ini. Kayaknya kamu pasti masih pada inget saat Rano “Doel” Karno jadi bintang iklan layanan masyarakat tentang program pendidikan nasional. Yes, hampir tiap hari mantan idola remaja tahun 70-an ini nongol di layar televisi sambil memotivasi anak-anak supaya mau sekolah, terutama pas negeri ini sedang parah-parahnya dilanda krisis moneter. Masih ingat kan kata-katanya? “Walau bagaimana pun juga, anak-anak tetap harus sekolah,” begitu katanya menyemangati. Malah iklan layanan ini menjanjikan program beasiswa segala untuk yang nggak mampu.

Tapi, nah ini dia, belakangan kakaknya si Atun ini muncul dengan wajah baru, yakni jadi bintang iklan salah satu lembaga bimbingan belajar terkemuka di negeri ini. Iklannya pun dibuat heboh. Entah Bang Doel ini mulai mata duitan atau itu sebagai protes dan merupakan bagian dari keputus-asaannya karena melihat program pendidikan nasional yang tak bisa bangkit. Kita nggak tahu, yang pasti, kalo kita mau jujur melihat, memang dunia pendidikan di negeri ini lagi gonjang-ganjing nggak karuan. Banyak catatan miring yang berhasil dikoleksi “negerinya” Pak Dur ini. Ambil contoh, banyak oknum anak sekolah yang jadi bajingan kelas teri. Anak-anak SMP dan SMU saja sudah berani membajak bus kota dan hobi tawuran dengan anak sekolah lain. Hih, gimana nggak ancur-ancuran kan? Di sekolah ngapain aja tuh anak-anak?
Itu cuma satu kasus Brur, kasus lain jelas masih banyak, kalo ditulis secara lengkap kayaknya bakal ngabisin jatah halaman buletin ini deh. Suer, kita udah ngerasain sendiri gimana hasil yang kita dapatkan dari sekolah selama ini. Nggak banyak kan?

Ya, kita jujur aja, nggak usah takut untuk menganggukkan kepala, karena emang banyak amburadulnya. Hasilnya udah terbukti, sekolah ternyata nggak berfungsi sebagai “kawah candradimuka” dalam membina anak didiknya. Selain persoalan itu, sekarang untuk bisa duduk di bangku sekolah aja kudu punya uang banyak. Karena sekolah udah berubah menjadi lembaga bisnis. Akhirnya, nggak semua anak-anak bisa mengenyam pendidikan dengan mudah, khususnya bagi teman-teman yang emang berasal dari keluarga nggak mampu. Kasihan kan? Wajar kalo kemudian muncul tudingan miring kepada dunia pendidikan.

Huh, jelas ini masalah besar kawan. Makanya wajar, di saat negara udah nggak bisa menyediakan pendidikan yang layak dan hasilnya kurang bagus, banyak orang berpaling ke lembaga pendidikan alternatif. Buktinya, bagi kalangan yang mampu dan ingin mendapatkan hasil yang baik, maka pilihannya jatuh kepada lembaga pendidikan di luar sekolah. Walhasil, menjamurlah lembaga pendidikan yang salah satunya menggaet Si Doel untuk jadi bintang iklannya. Beres? Nggak juga, karena yang namanya pendidikan bukan cuma untuk menghasilkan murid yang hebat dan oke banget dalam urusan akademis, tapi juga kudu mantap dalam pola pikir dan pola sikapnya dalam kehidupan. Dengan kata lain, ilmu harus dilapis dengan keimanan dan ketakwaan. Nah, ini baru hebat, Brur. Kalo sekarang? Kamu udah tahu sendiri hasilnya. Banyak yang otaknya encer dalam masalah ilmu dan teknologi, tapi nggak sedikit yang akhlaknya bejat bin amburadul. Aduh, bahaya kan? Jelas!

Membentuk kepribadian Islam

Tanggal 21 April 2001, catatan buruk tentang anak sekolah ditulis lagi. Kali ini dilakukan oleh sekelompok anak SMU swasta di Jakarta yang membajak bus kota PPD trayek Blok M - Ciputat untuk ngluruk anak sekolah lain. Untungnya aksi pembajakan yang mirip di film-film action buatan Holywood itu digagalkan polisi. Hasilnya, 20 orang pelajar ditangkap beserta barang bukti berupa celurit dan senjata tajam lainnya. Sehari sebelumnya, tanggal 20 April, 29 pelajar juga diringkus polisi saat mencoba membajak bus Mayasari Bhakti. Jelas ini makin melengkapi daftar hitam dunia pendidikan. Wah, emang ini masalah berat, dan jelas parah banget. Gimana pun juga, berarti dunia pendidikan sekarang udah nggak bisa memberikan bekal yang cukup kepada anak didiknya.

Emang sih, anak-anak yang doyan tawuran biasanya berasal dari kelompok anak yang bandel dan cekak dalam urusan akademis. Tapi bukan berarti kita bisa bilang kalo kejadian itu murni kesalahan anaknya. Nggak bisa. Sebab, masalah ini merata alias mengglobal. Dengan demikian, berarti yang eror adalah sistem pendidikannya. Bener nggak? Inilah salah satu produk amburadul dari sistem kapitalisme yang selama ini mengatur kehidupan kita.

Fakta lain, kita udah sering dibikin pusing tujuh keliling dengan kelakuan sebagian besar teman-teman kita yang aktif dalam pergaulan bebas—tepatnya seks bebas. Dan, ibarat menggelindingkan bola salju, kian lama kian membesar karena menyeret masalah baru. Survei membuktikan bahwa angka perzinahan semakin meningkat, dan angka aborsi kian membengkak sebagai akibat dari longgarnya aturan dalam masalah pergaulan antar lawan jenis ini. Lengkap sudah bukti yang bisa kita liat dari hasil pendidikan selama ini. Jelas ini adalah kerugian besar bagi kita. Puwarah sekali kan?

Oke deh, kita kudu sepakat, bahwa tujuan pendidikan itu bukan cuma menciptakan murid-murid yang canggih dalam urusan ilmu pengetahuan dan teknologi semata, sementara nilai ketakwaannya kepada Allah Swt. nol besar. Tapi harus diraih dua-duanya. Itu sebabnya, Islam sebagai sebuah ideologi mampu memberikan jawaban yang tepat dalam mengurusi dunia pendidikan. Dalam Islam, tujuan pendidikan itu adalah untuk membentuk kepribadian Islam yang tangguh. Artinya, Islam melalui program pendidikannya berupaya untuk menghasilkan pelajar yang berprestasi dalam ilmu dan ketakwaannya.

Bicara soal peningkatan ilmu dan ketakwaan, maka kita bisa melihat bahwa selama ini, tujuan itu nggak berhasil dalam sistem pendidikan sekarang. Terus terang kita kecewa banget, soalnya dunia pendidikan sekarang cuma sebatas transfer ilmu aja. Bisa kamu liat sendiri betapa kita nggak merasakan nuansa peningkatan ilmu dan ketakwaan kita. Kita seperti berjalan di tempat. Parahnya lagi, pelajaran agama di sekolah umum cuma diberikan jatah 2 jam pelajaran (sekitar satu setengah jam) dalam satu minggu. Itu pun kita cuma dicekoki dengan seabrek pelajaran agama yang membosankan. Kenapa? Sebab cuma berputar-putar dalam urusan yang sifatnya normatif belaka alias nggak dituntut untuk melaksanakan aspek amaliahnya. Kamu pasti merasakan juga bahwa peran ilmu agama di sekolah umum kayaknya cuma jadi pelengkap aja daripada nggak ada sama sekali. Buktinya, hal itu nggak berpengaruh banyak dalam kehidupan sebagian besar teman kita. Ambil contoh, urusan sholat aja kayaknya masih banyak yang bolong-bolong tuh, padahal kewajiban itu sudah sering dibahas di sekolah. Iya nggak?

Baik, kita prihatin banget dengan kenyataan ini. Kita nggak mau hal ini terus berlangsung dan terulang kepada generasi mendatang. Islam, sebagai sebuah pandangan hidup, tentu aja memiliki seperangkat aturan dalam masalah ini. Dalam pandangan Islam, mencari ilmu itu adalah kewajiban bagi seluruh individu muslim, baik yang laki maupun yang perempuan, dan dari kalangan miskin ataupun yang udah tajir. Semuanya tanpa kecuali. Untuk memenuhi kebutuhan akan pendidikan tersebut Islam memiliki aturan yang unik dalam masalah ini. Seperti apa? Kamu wajib gaul juga dong.

Inilah okenya Islam, sebagai sebuah sistem kehidupan, agama ini mampu berperan banyak untuk kemaslahatan (kebaikan) ummat. Terutama kamu bisa liat faktanya di masa lalu. Yakni di masa kejayaan Khilafah Islamiyah. Gambaran sistem pendidikan Islam dalam memenuhi kebutuhan masyarakat itu bisa kita liat sebagai berikut:

Pertama, kurikulum pendidikan Islam didasarkan kepada akidah Islam yang benar dan baik. Ini wajib lho. Itu sebabnya, seluruh bahan pelajaran dan metodenya wajib ditetapkan mengikuti asas akidah Islam. Nggak boleh ada penyimpangan sedikit pun. Misalnya, dalam kurikulum pendidikan Islam nggak bakalan dimasukkan pelajaran ilmu santet atau ilmu sihir. Atau ilmu-ilmu yang bakal merusak keimanan dan meracuni akidah kita.

Kedua, materi pelajaran sains dan teknologi terapan dibedakan dengan materi tsaqafah Islam (ilmu yang lahir dari akidah Islam). Materi tsaqafah Islam kudu dipelajari sejak tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

Ketiga, untuk menunjang pemantapan pendidikannya, negara menyediakan sarana perpus yang oke punya. Sekadar contoh, di masa kejayaan Islam, perpustakaan umum Tripoli di daerah Syam--yang dibakar oleh pasukan Salib Eropa--memiliki kurang lebih tiga juta judul buku, termasuk 50.000 eksemplar al-Quran dan tafsirnya. Wah, hebat banget kan? Itulah salah satu wujud perhatian Daulah Islam terhadap pendidikan warganya. Jadi nggak perlu ada pertanyaan, “Mencari apa ke sekolah?” seperti di jaman ini.

Ya, ini sekadar renungan buat kita semua. Betapa dunia pendidikan yang tidak dibangun berlandaskan akidah Islam hanya akan menuai kegagalan terus dan terus.

So, negara seharusnya punya peran besar dalam menjamin kebutuhan rakyat dalam hal mendapatkan pendidikan yang layak. Di masa kejayaan Islam, Daulah Islam mampu memberikan pendidikan yang bagus tanpa memungut sepeser pun dari rakyat alias gratis. Malah bagi yang berhasil membuat karya ilmiah, negara menghargainya dengan sangat tinggi. Enak banget, ya? Nah, itulah okenya Islam.

(Jangan) Gunakan Teknologi Untuk Selamatkan Bumi

Kita telah menghancurkan bumi kita. Benar. Bumi kita sakit, dan disebabkan perilaku manusia yang menyalahgunakan teknologi secara berangsur-angsur, dengan tujuan menciptakan kehidupan yang lebih mudah.

Daur ulang, Penggunaan kembali, Perbaharui lagi, Kembali Semuanya.

Berhematlah. Selalu gunakan kedua sisi dari kertas lembar. Setelah kertas tersebut penuh, jika memungkinkan, gunakan kertas bekas untuk mendaur ulang ala kamu sendiri. Proses sedikit bau, tetapi hasilnya sepadan.

Sangat sangat sangat berhematlah. Mencoba untuk tidak mengikuti barang terbaru tetapi gunakanlah milikmu yang terakhir dengan sebaik-baiknya. Mencoba untuk membeli barang-barang daur ulang atau barang yang telah diperbaharui. Hal ini lebih murah dan lebih sedikit barang tidak jelas yang terbuang. Jika kamu harus membeli produk baru, cobalah yang ramah lingkungan. Mungkin kamu bisa mencari dengan kemasan berlogo hijau.

Perpanjang Sumber Energi.

Dimulai dari mengisi ulang baterai/aki. Ini sedikit lebih mahal dari yang biasa tetapi kamu bisa menggunakannya lebih lama, lebih, dan lebih, demikian menghemat pengeluaranmu dalam jangka pendek. Di samping itu, elemen-elemen dari baterai tersebut mengandung racun untuk lingkungan. Semakin berkurangnya limbah, semakin sehat lingkungan kita.

Dengan teknologi saat ini, panel surya adalah satu-satunya pilihan umum, meskipun masih mahal bagi kebanyakan orang. Tapi di masa depan, setiap orang akan dapat memanfaatkan energi terbaru selain sumber sinar matahari seperti angin, arus sungai, dan gelombang laut. Terdapat juga diskusi mengenai "energi coklat", dengan bahan bakar air.

Lakukan Dokumen Digital

Cobalah untuk tetap dengan dokumen digital yang bukan dicetak. Ini lebih banyak menghemat kertas. Format yang populer untuk digital adalah "dicetak" media PDF.

Jangan mencetak email jika tidak diperlukan, baca ebooks, membaca digital versi media seperti Kompas Digital (http://epaper.kompas.com), atau mengikuti berita dan cerita secara online, cukup dengan Google.

Tinggal dirumah, Mengurangi Polusi.

Tindakan utama yang dapat anda lakukan untuk membantu bumi adalah tinggal dirumah. Jika tidak penting-penting amat untuk keluar lebih baik tidak usah. Seperti contoh anak remaja yang hobi menghabiskan waktu jalan-jalan dengan mobil pribadi tanpa tujuan jelas. Dengan tinggal dirumah, kamu akan menggunakan lebih sedikit dan lebih sedikit menghasilkan kabut (asap). Sementara, emisi karbon transportasi adalah penyumbang terbesar pemanasan global.

Disamping itu, tinggal dirumah bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Sekarang ini komunikasi dan teknologi sudah memungkinkan manusia untuk berkomunikasi, bekerja untuk perusahaan dari mana saja, biasanya dari rumah. Internet juga menyediakan hampir apapun yang anda inginkan. Lebih banyak ada hal di internet daripada tidak ada yang bisa menghabiskan membaca tentang masa hidupnya.

Dampak Global Warming di Indonesia Mulai Terasa

Banda Aceh, 30 Juni 2007 15:52
Indonesia mulai merasakan dampak pemanasan global (global warming) yang dibuktikan dari berbagai perubahan iklim maupun bencana alam yang terjadi.

"Sudah banyak ditemukan dampak pemanasan global di Indonesia," kata koordinator kampanye bidang iklim dan energi World Wild Fund (WWF) Indonesia, Verena Puspawardhani di Banda Aceh, Sabtu (30/6).

Dampak pemanasan global itu di antaranya, terjadinya perubahan musim di mana musim kemarau menjadi lebih panjang sehingga menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan.

Dampak lainnya yaitu hilangnya berbagai jenis flora dan fauna khususnya di Indonesia yang memiliki aneka ragam jenis seperti pemutihan karang seluas 30 persen atau sebanyak 90-95 persen karang mati di Kepulauan Seribu akibat naiknya suhu air laut.

"Pemanasan global juga memicu meningkatnya kasus penyakit tropis seperti malaria dan demam berdarah. setiap tahunnya di Indonesia semakin banyak pasien penderita penyakit ini," kata Verena.

Selain itu, penelitian dari Badan Meteorologi dan Geofisika menyebutkan, Februari 2007 merupakan periode dengan intensitas curah hujan tertinggi selama 30 tahun terakhir di Indonesia. Hal ini menandakan perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global.

Indonesia yang terletak di equator, merupakan negara yang pertama sekali akan merasakan dampak perubahan iklim. Dampak tersebut telah dirasakan yaitu pada 1998 menjadi tahun dengan suhu udara terpanas dan semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya.

Diperkirakan pada 2070 sekitar 800 ribu rumah yang berada di pesisir harus dipindahkan dan sebanyak 2.000 dari 18 ribu pulau di Indonesia akan tenggelam akibat naiknya air laut.

Perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global telah menjadi isu besar di dunia. Mencairnya es kutub utara dan kutub selatan yang akan menyebabkan kepunahan habitat di sana merupakan bukti dari pemanasan global.

Pemanasan global disebabkan kegiatan manusia yang mengasilkan emisi gas rumah kaca dari industri, kendaraan bermotor, pembangkit listrik bahkan menggunaan listrik berlebihan.

"Karena itu yang harus dilakukan untuk mengatasi ancaman pemanasan globala adalah melakukan penghematan energi listrik, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, menghentikan penebangan dan pembakaran hutan," katanya.
Verena menambahkan, pemerintah harus didesak untuk menggunakan energi terbarukan seperti matahari, air dan angin yang lebih ramah lingkungan.

10 Ways To Go Green and Save Green

How can we live lightly on the Earth and save money at the same time? Staff members at the Worldwatch Institute, a global environmental organization, share ideas on how to GO GREEN and SAVE GREEN at home and at work.
Climate change is in the news. It seems like everyone's "going green." We're glad you want to take action, too. Luckily, many of the steps we can take to stop climate change can make our lives better. Our grandchildren-and their children-will thank us for living more sustainably. Let's start now.
We've partnered with the Million Car Carbon Campaign to help you find ways to save energy and reduce your carbon footprint. This campaign is uniting conscious consumers around the world to prevent the emissions-equivalent of 1 million cars from entering the atmosphere each year.
Keep reading for 10 simple things you can do today to help reduce your environmental impact, save money, and live a happier, healthier life.

1. Save energy to save money.

State of the World 2009:
Into a Warming World
o Set your thermostat a few degrees lower in the winter and a few degrees higher in the summer to save on heating and cooling costs.
o Install compact fluorescent light bulbs (CFLs) when your older incandescent bulbs burn out.
o Unplug appliances when you're not using them. Or, use a "smart" power strip that senses when appliances are off and cuts "phantom" or "vampire" energy use.
o Wash clothes in cold water whenever possible. As much as 85 percent of the energy used to machine-wash clothes goes to heating the water.
o Use a drying rack or clothesline to save the energy otherwise used during machine drying.

2. Save water to save money.
o Take shorter showers to reduce water use. This will lower your water and heating bills too.
o Install a low-flow showerhead. They don't cost much, and the water and energy savings can quickly pay back your investment.
o Make sure you have a faucet aerator on each faucet. These inexpensive appliances conserve heat and water, while keeping water pressure high.
o Plant drought-tolerant native plants in your garden. Many plants need minimal watering. Find out which occur naturally in your area.

3. Less gas = more money (and better health!).

World Watch Magazine
o Walk or bike to work. This saves on gas and parking costs while improving your cardiovascular health and reducing your risk of obesity.
o Consider telecommuting if you live far from your work. Or move closer. Even if this means paying more rent, it could save you money in the long term.
o Lobby your local government to increase spending on sidewalks and bike lanes. With little cost, these improvements can pay huge dividends in bettering your health and reducing traffic.

4. Eat smart.
o If you eat meat, add one meatless meal a week. Meat costs a lot at the store-and it's even more expensive when you consider the related environmental and health costs.
o Buy locally raised, humane, and organic meat, eggs, and dairy whenever you can. Purchasing from local farmers keeps money in the local economy.
o Watch videos about why local food and sustainable seafood are so great.
o Whatever your diet, eat low on the food chain [pdf]. This is especially true for seafood.

5. Skip the bottled water.
o Use a water filter to purify tap water instead of buying bottled water. Not only is bottled water expensive, but it generates large amounts of container waste.
o Bring a reusable water bottle, preferably aluminum rather than plastic, with you when traveling or at work.
o Check out this short article for the latest on bottled water trends.

6. Think before you buy.

Low Carbon Energy Report
o Go online to find new or gently used secondhand products. Whether you've just moved or are looking to redecorate, consider a service like craigslist or FreeSharing to track down furniture, appliances, and other items cheaply or for free.
o Check out garage sales, thrift stores, and consignment shops for clothing and other everyday items.
o When making purchases, make sure you know what's "Good Stuff" and what isn't.
o Watch a video about what happens when you buy things. Your purchases have a real impact, for better or worse.

7. Borrow instead of buying.
o Borrow from libraries instead of buying personal books and movies. This saves money, not to mention the ink and paper that goes into printing new books.
o Share power tools and other appliances. Get to know your neighbors while cutting down on the number of things cluttering your closet or garage.

8. Buy smart.

Climate Change Reference
Guide
o Buy in bulk. Purchasing food from bulk bins can save money and packaging.
o Wear clothes that don't need to be dry-cleaned. This saves money and cuts down on toxic chemical use.
o Invest in high-quality, long-lasting products. You might pay more now, but you'll be happy when you don't have to replace items as frequently (and this means less waste!).

9. Keep electronics out of the trash.
o Keep your cell phones, computers, and other electronics as long as possible.
o Donate or recycle them responsibly when the time comes. E-waste contains mercury and other toxics and is a growing environmental problem.
o Recycle your cell phone.
o Ask your local government to set up an electronics recycling and hazardous waste collection event.

10. Make your own cleaning supplies.

Join the Million Car Carbon Campaign by purchasing your Earth-Aid kit today.
o The big secret: you can make very effective, non-toxic cleaning products whenever you need them. All you need are a few simple ingredients like baking soda, vinegar, lemon, and soap.
o Making your own cleaning products saves money, time, and packaging-not to mention your indoor air quality.

Mari Menanam Pohon Untuk Bumi Kita

Berdasarkan Keppres No.24 Tahun 2008 tentang Hari Menanam Pohon Indonesia dan imbauan Presiden RI yang tertuang dalam Surat Menteri Kehutanan RI Nomor S.86/Menhut-V/2009 serta dalam rangka meningkatkan partisipasi kegiatan penanaman dan untuk menyukseskan gerakan menanam One Man One Tree, Departemen Keuangan melalui Surat Edaran Sekretaris Jenderal Depkeu Nomor SE-1106/SJ/2009 meminta perhatian kepada seluruh jajaran dan keluarga besar Departemen Keuangan di seluruh Indonesia untuk melaksanakan gerakan penanaman pohon.

Dimana diharapkan setiap orang/pegawai dapat mendukung program tersebut dengan menanam satu pohon di lingkungan masing-masing dengan tujuan mendorong masyarakat agar secara terus menerus membudayakan menanam pohon. Gerakan Penanaman Pohon Satu Orang Satu Pohon (One Man One Tree) tahun 2009 dicanangkan mulai tanggal 1 Februari sampai akhir tahun 2009.Adapun teknis pelaksanaan penanaman pohon di lingkungan Instansi Departemen Keuangan atau lokasi resapan air/lahan kosong/lokasi lainnya pada wilayah kerja Unit diharapkan dapat berkoordinasi dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) setempat dan Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota terkait.

Jika penduduk Indonesia berjumlah sekitar 230 juta jiwa, maka pada tahun 2009 ini bangsa Indonesia harus dapat menanam sebanyak 230 juta pohon. Gerakan penanaman dan Pelihara Pohon, harus terus digelorakan dan dilakukan secara kontinyu pada setiap tahun masa tanam. Dalam waktu 5 sampai 10 tahun mendatang, bangsa Indonesia akan menikmati indahnya bumi Indonesia hijau berseri. Kita harus mulai dari diri sendiri, kita mulai dari lingkungan kita sendiri, kita mulai dari sekarang, ONE MAN ONE TREE!



Sumber : http://www.bppk.depkeu.go.id/index.php/20090413201/umum/omot.html

Gerakan One Man One Tree

Gerakan One Man One Tree (Gerakan Penanaman Pohon Satu Orang Satu Pohon) telah dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertepatan dengan Hari Penanaman Pohon Nasional, 28 November 2008. Diperkuat dengan Keppres RI Nomor 24 Tahun 2008 tentang Hari Menanam Pohon Nasional. Juga imbauan Presiden yang tertuang dalam Surat Menteri Kehutanan RI Nomor S.86/Menhut-V/2009.
Dengan gerakan One Man One Tree ini diharapakan setiap orang indonesia dapat mendukung program tersebut dengan menanam satu pohon di lingkungan masing-masing dengan tujuan mendorong masyarakat agar secara terus menerus membudayakan menanam pohon. Gerakan Penanaman Pohon Satu Orang Satu Pohon (One Man One Tree) tahun 2009 dicanangkan mulai tanggal 1 Februari sampai akhir tahun 2009.


Idealnya, setelah setahun program ini berlangsung setidaknya akan tumbuh 238 juta pohon baru. Sesuai dengan jumlah penduduk di Indonesia yang tahun ini (katanya) mencapai 238 juta jiwa. Dan angka ini, harus diakui sebagai angka yang sangat fantastik dan mempunyai perananan yang besar pada bumi dan lingkungan hidup. Utamanya, tentu, untuk mengurangi dampak pencemaran udara dan pemanasan global.
Pertanyaannya, setelah 8 bulan berlalu, sudahkah Gerakan One Man One Tree ini berjalan sesuai dengan yang diharapkan?. Untuk menjawab pertanyan ini tidak perlu menggali data-data dan aneka survey. Cukuplah kita bertanya pada diri masing-masing, sudahkah kita menanam sebatang pohon tahun ini.
Saya sendiri beberapa bulan yang lalu, telah menanam sebatang pohon Sawo Kecik (Manilkara kauki) di halaman rumah saya. Ibu saya menanam sebatang pohon kenanga (Cananga odorata). Sedangkan Ayah saya memilih menanam Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia).
Kembali ke pertanyaan; sudahkah kita menanam sebatang pohon tahun ini?
Sumber : http://alamendah.wordpress.com/2009/11/05/gerakan-one-man-one-tree/
Gerakan One Man One Tree (Gerakan Penanaman Pohon Satu Orang Satu Pohon) telah dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertepatan dengan Hari Penanaman Pohon Nasional, 28 November 2008. Diperkuat dengan Keppres RI Nomor 24 Tahun 2008 tentang Hari Menanam Pohon Nasional. Juga imbauan Presiden yang tertuang dalam Surat Menteri Kehutanan RI Nomor S.86/Menhut-V/2009.
Dengan gerakan One Man One Tree ini diharapakan setiap orang indonesia dapat mendukung program tersebut dengan menanam satu pohon di lingkungan masing-masing dengan tujuan mendorong masyarakat agar secara terus menerus membudayakan menanam pohon. Gerakan Penanaman Pohon Satu Orang Satu Pohon (One Man One Tree) tahun 2009 dicanangkan mulai tanggal 1 Februari sampai akhir tahun 2009.
Idealnya, setelah setahun program ini berlangsung setidaknya akan tumbuh 238 juta pohon baru. Sesuai dengan jumlah penduduk di Indonesia yang tahun ini (katanya) mencapai 238 juta jiwa. Dan angka ini, harus diakui sebagai angka yang sangat fantastik dan mempunyai perananan yang besar pada bumi dan lingkungan hidup. Utamanya, tentu, untuk mengurangi dampak pencemaran udara dan pemanasan global.
Pertanyaannya, setelah 8 bulan berlalu, sudahkah Gerakan One Man One Tree ini berjalan sesuai dengan yang diharapkan?. Untuk menjawab pertanyan ini tidak perlu menggali data-data dan aneka survey. Cukuplah kita bertanya pada diri masing-masing, sudahkah kita menanam sebatang pohon tahun ini.
Saya sendiri beberapa bulan yang lalu, telah menanam sebatang pohon Sawo Kecik (Manilkara kauki) di halaman rumah saya. Ibu saya menanam sebatang pohon kenanga (Cananga odorata). Sedangkan Ayah saya memilih menanam Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia).
Kembali ke pertanyaan; sudahkah kita menanam sebatang pohon tahun ini?



Sumber : http://alamendah.wordpress.com/2009/11/05/gerakan-one-man-one-tree/

UPAYA PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM DAN PEMANASAN GLOBAL DENGAN ONE MAN ONE TREE

Departemen Kehutanan melakukan berbagai upaya untuk ikut serta mengendalikan perubahan iklim dan pemanasan global. Upaya yang melibatkan seluruh komponen bangsa ini pada prinsipnya adalah dengan memperbanyak pohon dan tanam-tanaman sehingga memperbanyak penyerapan unsur-unsur gas-gas berbahaya, serta melestarikan hutan yang ada. Upaya keras Departemen Kehutanan melakukan penanaman pohon secara besar-besaran dan mempertahankan keutuhan ekosistem hutan antara lain dengan :
• Program HTI, sampai tahun 2009 telah tertanam pohon pada kawasan seluas 4,2 juta ha dari target 5 juta ha.
• Program Gerhan sampai tahun 2009 telah tertanam pohon pada kawasan seluas 3,7 juta ha dari target 5 juta ha.
• Program Perluasan dan Intensifikasi Hutan Rakyat sampai tahun 2009 telah tertanam 1,7 juta ha dari target 2 juta ha.
• Pengembangan Hutan Tanaman Rakyat sampai tahun 2015 dengan target 5,4 juta ha.
• Hutan Desa sampai dengan tahun 2015 dengan target 2,1 juta ha,
• Hutan Kemasyarakatan sampai dengan tahun 2015 dengan target 2,1 juta ha.
Selain program tersebut, Departemen Kehutanan juga telah berupaya menurunkan laju deforestasi dan degradasi hutan dan lahan dari 2,83 juta ha/tahun pada tahun 1999-2000 menjadi 1,08 juta ha/tahun pada tahun 2000-2006, menurunkan lahan yang terdegradasi atau kritis dari 59,3 juta ha sebelum tahun 2005 menjadi 30 juta ha setelah tahun 2005. Menurunkan tingkat pencurian kayu dan perdagangan kayu illegal dari 9600 kasus pada akhir tahun 2004 menjadi 300 kasus pada akhir tahun 2008, serta mengendalikan tingkat kebakaran lahan dan hutan dengan menurunkan jumlah hotspot dari 121.622 titik pada tahun 2006, 27.247 titik tahun 2007 dan hingga 11 Nopember 2008 terpantau 17.020 titik. Dibandingan tahun 2006 di propinsi rawan kebakaran, pada tahun 2007 terjadi penurunan hotspot sebesar 78% dan pada tahun 2008 terjadi penurunan hotspot sebesar 86%.
Langkah selanjutnya, Departemen Kehutanan mengajak seluruh komponen bangsa melakukan kegiatan penanaman serentak secara nasional yang telah dimulai sejak tahun 2007 dengan target sebanyak 79 juta pohon, dan tahun 2008 dengan target sebanyak 100 juta pohon. Realisasinya, target-target tersebut ternyata terlampaui. Pohon yang berhasil ditanam melebihi target yang dicanangkan. Penanaman serentak secara nasional tahun 2007 terealisasi 86,9 juta pohon. Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon tahun 2007 sebanyak 10 juta batang, terealisasi 14,1 juta batang. Gerakan Penanaman Serentak 100 juta pohon tahun 2008 telah terealisasi sebanyak 109 juta batang (lebih dari 100%). Gerakan Perempuan Tanam dan Program Ketahanan Pangan (GPT-PKP) juga terealisasi lebih dari 100% yaitu sebesar 5.083.467 batang dari rencana 5.010.000 batang. Demikian juga kerjasama kemitraan dengan berbagai ormas keagamaan dalam penanaman pohon, telah menanam 700 juta batang pohon.
Ancaman dan permasalahan lingkungan yang dihadapi manusia saat ini adalah pemanasan global dan perubahan iklim. Indonesia memiliki peran yang penting dalam isu perubahan iklim global dengan menyediakan jasa lingkungan berupa penyerapan emisi karbon dari hutan yang ada.
Hutan Indonesia yang luasnya 120,3 juta ha diyakini mampu menyerap emisi secara signifikan. Namun demikian terjadinya deforestasi dan degradasi hutan di Indonesia juga dianggap sebagai sumber emisi karbon karena melepas CO2 ke atmosfer. Pada kondisi hutan yang baik, keberadaan hutan bermanfaat sebagai penyimpan dan penyerap emisi karbon atau Gas Rumah Kaca (GRK). Namun, pada kondisi hutan yang kurang baik, dianggap sebagai sumber emisi karbon karena melepas CO2 ke atmosfer. Menurut Stern Report, deforestasi menyumbang 18% dari emisi GRK total dunia, dan 75%-nya berasal dari negara berkembang.
Pemerintah menargetkan, pada tahun 2009 ini bangsa Indonesia mampu menanam sebanyak 230 juta batang pohon. Untuk dapat memenuhi target satu orang menanam satu pohon, bangsa Indonesia harus bekerja dan berusaha keras membangkitkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat seluas-luasnya. Dengan perhitungan orang per orang, maka secara individu, secara keluarga, kelompok, RT, RW, Desa, Kelurahan, Kecamatan, Wilayah, hingga Pemerintah Daerah harus diupayakan berpartisipasi melakukan penanaman pohon. Kita harus mulai dari diri sendiri, kita mulai dari lingkungan kita sendiri, kita mulai dari sekarang, ONE MAN ONE TREE!
Gerakan penanaman dan pemeliharaan pohon harus terus digelorakan dan dilakukan secara kontinyu pada setiap tahun masa tanam. Dalam waktu 5 sampai 10 tahun mendatang, bangsa Indonesia akan menikmati indahnya bumi Indonesia hijau berseri.

Sumber :
http://www.dephut.go.id/index.php?q=id/node/5368